REPUBLIKA.CO.ID, Shalat Dhuha, salah satu shalat sunnat yang
banyak dilaksanakan kaum Muslim. Banyak yang meyakini bahwa dengan
mendirikan Shalat Dhuha akan memperlancar rezeki. Betulkah demikian?
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengatakan di dalam Alquran disebutkan jika manusia bertawakal kepada Allah SWT, akan diberikan rezeki oleh Allah. Kiai Cholil mengatakan, secara khusus, tidak ada amalan yang memperlancar rezeki. Namun, hendaknya manusia selalu berdoa kepada Allah, perbanyak Shalat Malam serta Shalat Dhuha.
Terkait Shalat Dhuha ini, ia mengatakan, Shalat Dhuha adalah shalat yang dilakukan di pagi hari dengan berdoa kepada Allah untuk meminta rezeki. Tujuannya untuk memuji Allah yang Maha Kaya dan Maha Baik. Meminta rezeki yang ada di langit untuk diturunkan dan rezeki yang ada di bumi agar dikeluarkan.
“Shalat Dhuha memang untuk minta rezeki kepada Allah, untuk dibukakan pintu rezeki. Tapi untuk mendapatakannya harus dengan mencari dan berkerja keras,” jelas Cholil saat dihubungi Republika.co.id Jumat (16/10).
Di samping itu, untuk memudahkan rezeki, hendaknya seorang Muslim menghindari berbuat bohong, bermalas-malasan apalagi meninggalkan shalat. Kiai Cholil menekankan, rezeki diatur Allah tapi harus diambil. Orang yang akan mendapat rezeki itu ada tanda-tandanya. Orang yang bekerja mempunyai tanda-tanda akan mendapat rezeki. Seperti halnya orang yang belajar akan menjadi pintar.
Dalam buku //The Power of Sholat Dhuha// yang ditulis Zezen Zainal Alim, disebutan Shalat Dhuha dilakukan dua rakaat, tidak langsung dilakukan 4 rakaat. Sinar waktu Dhuha merupakan pertanda dimulainya aktivitas kehidupan di belahan bumi yang terkena pancarannya.
Waktu Dhuha adalah waktu ketika kondisi sinar matahari berada pada puncak konduktivitasnya untuk mendukung segala bentuk kegiatan manusia dan cita-cita yang diraih. Shalat Dhuha dilakukan untuk meneguhkan langkah dan perwujudan dari doa-doa saat Shalat Tahajud di tengah malam, ditengah aktifitas yang kita jalankan.
Shalat Dhuha, seperti ditulis Zezen, untuk menemani kita saat kelelahan bekerja di terik siang, sebelum Dhalat Dhuhur dilakukan. Shalat Dhuha dilakukan merupakan ucapan syukur dari siang yang telah dilakukan dan aktivitas yang tengah dilakukan.
Adapun keutamaan Shalat Dhuha, orang yang melakukan dua rakaat tercatat sebagai orang yang tidak lalai. Orang yang melakukan empat rakaat sebagai ahli ibadah dan gemar melakukan hal-hal kebaikan. Lalu orang yang melakukan enam rakaat akan terjaga dari perbuatan dosa sepanjang hari itu. Orang yang melakukan delapan rakaat tercatat sebagai orang-orang taat dan sukses dan orang yang melakukan 12 rakaat akan dibuatkan rumah indah didalam surga.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengatakan di dalam Alquran disebutkan jika manusia bertawakal kepada Allah SWT, akan diberikan rezeki oleh Allah. Kiai Cholil mengatakan, secara khusus, tidak ada amalan yang memperlancar rezeki. Namun, hendaknya manusia selalu berdoa kepada Allah, perbanyak Shalat Malam serta Shalat Dhuha.
Terkait Shalat Dhuha ini, ia mengatakan, Shalat Dhuha adalah shalat yang dilakukan di pagi hari dengan berdoa kepada Allah untuk meminta rezeki. Tujuannya untuk memuji Allah yang Maha Kaya dan Maha Baik. Meminta rezeki yang ada di langit untuk diturunkan dan rezeki yang ada di bumi agar dikeluarkan.
“Shalat Dhuha memang untuk minta rezeki kepada Allah, untuk dibukakan pintu rezeki. Tapi untuk mendapatakannya harus dengan mencari dan berkerja keras,” jelas Cholil saat dihubungi Republika.co.id Jumat (16/10).
Di samping itu, untuk memudahkan rezeki, hendaknya seorang Muslim menghindari berbuat bohong, bermalas-malasan apalagi meninggalkan shalat. Kiai Cholil menekankan, rezeki diatur Allah tapi harus diambil. Orang yang akan mendapat rezeki itu ada tanda-tandanya. Orang yang bekerja mempunyai tanda-tanda akan mendapat rezeki. Seperti halnya orang yang belajar akan menjadi pintar.
Dalam buku //The Power of Sholat Dhuha// yang ditulis Zezen Zainal Alim, disebutan Shalat Dhuha dilakukan dua rakaat, tidak langsung dilakukan 4 rakaat. Sinar waktu Dhuha merupakan pertanda dimulainya aktivitas kehidupan di belahan bumi yang terkena pancarannya.
Waktu Dhuha adalah waktu ketika kondisi sinar matahari berada pada puncak konduktivitasnya untuk mendukung segala bentuk kegiatan manusia dan cita-cita yang diraih. Shalat Dhuha dilakukan untuk meneguhkan langkah dan perwujudan dari doa-doa saat Shalat Tahajud di tengah malam, ditengah aktifitas yang kita jalankan.
Shalat Dhuha, seperti ditulis Zezen, untuk menemani kita saat kelelahan bekerja di terik siang, sebelum Dhalat Dhuhur dilakukan. Shalat Dhuha dilakukan merupakan ucapan syukur dari siang yang telah dilakukan dan aktivitas yang tengah dilakukan.
Adapun keutamaan Shalat Dhuha, orang yang melakukan dua rakaat tercatat sebagai orang yang tidak lalai. Orang yang melakukan empat rakaat sebagai ahli ibadah dan gemar melakukan hal-hal kebaikan. Lalu orang yang melakukan enam rakaat akan terjaga dari perbuatan dosa sepanjang hari itu. Orang yang melakukan delapan rakaat tercatat sebagai orang-orang taat dan sukses dan orang yang melakukan 12 rakaat akan dibuatkan rumah indah didalam surga.
sumber : http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/10/17/nwc2gb384-rahasia-dibalik-shalat-dhuha
0 komentar:
Posting Komentar